Minggu, 13 November 2011

Apa hukumnya memberikan vaksin kepada anak?

Apa hukumnya memberikan vaksin kepada anak? Karena saya dapati banyak ibu yang membawa anak-anak mereka ke pusat kesehatan untuk diberi vaksin.
081350xxxxxx
Jawab:
Asy-Syaikh Ibnu Baz t pernah ditanya: Apa hukumnya berobat sebelum terjadinya penyakit, seperti imunisasi atau vaksinasi?
Beliau t menjawab:
Tidak mengapa berobat bila dikhawatirkan terjadinya penyakit karena adanya wabah atau sebab-sebab yang lain yang dikhawatirkan terjadinya penyakit karenanya. Maka tidak mengapa mengkonsumsi obat untuk mengantisipasi penyakit yang dikhawatirkan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi n dalam hadits yang shahih:
من تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ مِنْ تَمْرِ الْمَدِيْنَةِ لَمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ
"Barangsiapa yang di waktu pagi memakan tujuh butir kurma Madinah, maka tidak akan mencelakakan dia sihir ataupun racun."[1]
Ini termasuk dalam bab menghindari penyakit sebelum terjadinya. Demikian pula bila dikhawatirkan terjadi sebuah penyakit lalu dilakukan vaksinasi/imunisasi untuk melawan penyakit tersebut yang terdapat di suatu negeri atau di negeri manapun, tidak mengapa melakukan hal demikian dalam rangka menangkalnya. Sebagaimana penyakit yang telah menimpa itu diobati, maka diobati pula penyakit yang dikhawatirkan akan menimpa. Akan tetapi tidak boleh memasang jimat-jimat dalam rangka menangkal penyakit, jin atau (bahaya) mata dengki. Karena Nabi n melarang hal tersebut. Nabi n telah menerangkan bahwa hal itu termasuk syirik kecil, maka wajib berhati-hati darinya. (Majmu' Fatawa wa Maqalat Ibni Baz, 6/21)
Apakah kumpulan mushaf yangg kita sebut sekarang Al-Qur'an itu bid'ah?
Ibnu Khair
Jawab:
Pengumpulan mushaf di zaman Utsman bukanlah termasuk bid'ah. Walaupun di zaman Nabi n belum ada pengumpulan mushaf tersebut, namun kondisi di zaman 'Utsman sangat menuntut untuk dikumpulkannya mushaf. Utsman sendiri telah didahului oleh Abu Bakr di zamannya, para sahabatpun waktu itu sepakat. Sehingga hal ini adalah ijma' atau kesepakatan para sahabat. Dan sesuatu yang disepakati para sahabat tentu bukan termasuk bid'ah. Karena Nabi n justru memerintahkan untuk kita mengikuti mereka sebagaimana sabdanya:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
"Maka hendaknya kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Al-Khulafa Ar-Rasyidin, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham."(Shahih, HR. Abu Dawud)
Di zaman Abu Bakr, semua sahabat sepakat, termasuk 'Umar, 'Utsman dan 'Ali. Sedangkan di zaman 'Utsman, para sahabat yang ada juga bersepakat, termasuk 'Ali.
Demikianlah. Ijma' merupakan salah satu landasan agama, sebagaimana dijelaskan para ulama berdasarkan dalil dari ayat Al-Qur'an maupun hadits Nabi n. Di antaranya:
إِنَّ اللهَ قَدْ أَجَارَ أُمَّتِي أَنْ تَجْتَمِعَ عَلَى ضَلَالَةٍ

0 komentar:

Posting Komentar

 
;